Erosi Sungai Biyonga Ancam Lahan Pertanian dan 50 Rumah Terancam Amblas

TATIYE.ID (KABGOR) – Usai diguyur hujan selama dua hari, erosi Sungai Biyonga ancam lahan pertanian di dua Kecamatan yang ada di Kabupaten Gorontalo, serta mengancam rumah 50 Kepala Keluarga (KK) di kelurahan Biyonga, Kecamatan Limboto, Sabtu (21/3/2022).

Selain khawatir dengan tempat tinggal warga yang terancam amblas, erosi Sungai Biyonga juga akan merusak saluran irigasi air untuk areal pertanian yang berdampak pada dua kecamatan yaitu Kecamatan Limboto dan Kecamatan Limboto barat yang ada di Kabupaten Gorontalo.

Kepala Keluarahan Biyonga, Sutrisno Detuage, melalui Sekretaris Kelurahan, Frengki Gobel kepada tatiye.id mengatakan, pasca hujan dan banjir yang berlangsung selama dua hari terakhir berdampak pada erosi sungai yang mengancam saluran irigasi serta 50 rumah Kepala Keluarga yang terancam amblas.

“Saluran irigasi ini menjadi satu-satunya penyuplai air di dua kecamatan yang ada di Kabupaten Gorontalo, yakni Limboto dan Limboto Barat dan jika ini putus maka gagallah pertanian di dua kecamatan tersebut, bukan hanya itu, selain berdampak pada irigasi, erosi Sungai Biyonga pun mengancam amblashya 50 rumah warga,” ungkap Frengki.

Lebih lanjut Frenki mengatakan bahwa upaya pemerintah untuk mengajukan surat permohonan bantuan terkait erosi Sungai Biyonga ke pemerintah daerah dan juga provinsi sudah dilakukan, namun hasilnya belum ada.

“Upaya kami dari pemerintah desa sudah dilakukan, baik dari proposal dan juga surat yang ditujukan pada pemerintah daerah, provinsi, BWS dan Bapedas, namun sampai dengan saat ini belum terealisasi, mungkin karna adanya refokusing anggaran untuk penanganan covid,” ungkap Frengki.

Terakhir Frengki berharap upaya dari pemerintah kelurahan dan masyarakat mendapat titik terang dari pihak BWS dan juga pemerintah.

Sementara itu tokoh masyarakat Kelurahan Biyonga Idris Nasaru, yang rumahnya terancam ambalas oleh erosi Sungai Biyonga sangat berharapa pada pemerintah untuk bisa membantu mengatasi permasalahan ini.

“Mungkin jika hujan datang lagi dan air sungai naik maka habislah kami yang tinggal disini, dan jika ini tidak cepat diatasi maka kami berpotensi kehilangan tempat tinggal, jadi kami memohon pada pemerintah untuk memprioritaskan perbaikan erosi sungai ini,” harap Idris.

Senada dengan Idris, Dikson Ntobuo pun mengatakan hal serupa, jika ini tidak cepat diatasi oleh pmerintah maka besar potensi kehilang tempat tinggal.

“Jadi kami warga biyonga memohon pada pemerintah untuk segera menanggulangi hal ini, jika tidak maka kami akan kehilangan tempat tinggal kami,” ungkapnya.

Seperti diketahui Sungai Biyonga sendiri dikenal dengan sungai penyuplai air terbesar untuk Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) pada Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kabupaten Gorontalo.

Exit mobile version