Tatiye.id (DPRD_Bonebol) – Rapat pembahasan pergeseran anggaran Badan anggaran Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Bone Bolango bersama Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD) yang dipimpin oleh Sekda Ishak Ntoma berlangsung tegang dan sempat terjadi insiden kecil. Sabtu (4/4).
Pihak DPRD Bonebol yang dipimpin Ketua Halid Tangahu meminta kepada Pemda Bonebol untuk menambah anggaran terhadap penanganan wabah virus Covid-19 yang saat ini melanda Indonesia. Pasalnya dari rencana TAPD Bonebol hanya melakukan pergeseran anggaran sebanyak 22 Milyar dengan memangkas anggaran dari beberapa Instansi seperti Dinas Pangan.
Menanggapi hal tersebut TAPD yang dipimpin oleh Sekda Bonebol menuturkan bahwa untuk melakukan penambahan anggaran menjadi 50 Milyar maka harus memangkas anggaran DPRD Bonebol.
Merasa tertantang dengan apa yang diungkapkan oleh TAPD Ketua DPRD Halid Tangahu beserta Wakil Ketua Azan Piola menegaskan bahwa pihaknya siap untuk puasa dan memangkas anggarannya untuk kepentingan rakyat.
“Kami DPRD Bonebol siap anggaran perjalanan dinas DPRD dipangkas untuk penanganan Covid-19, tapi Pemda juga harus memangkas proyek yang tidak urgent, pokoknya tahun ini kita kancing perut semua” Ucap Halid Tangahu.
Senada dengan Ketua DPRD, Wakil Ketua Azan Piola menuturkan Pemda Bonebol harus menyediakan dana 50 Miliar untuk penanganan Covid-19.
” Kami meminta kepada Pemda Bonebol untuk menggeser anggaran beberapa proyek yang belum menyentuh langsung kepada rakyat
“50 miliar kita minta disediakan, jangan hanya 22 miliar, semua proyek dipangkas. Kalau kita berfikir jernih untuk rakyat, coba kita geser itu anggaran GOR 15 miliar. Kita bangun rumah sakit darurat, jangan setengah-setengah” Tambah Azan Piola.
Berpegang pada Permendagri No. 1 tahun 2020, DPRD merincikan point-point anggaran yang diminta digeser yakni dari lingkup Dinas Kesehatan, RS Toto dan RS Tumbililato sebesar 20.87 Miliar, GOR 15 Miliar, Pembangunan DPRD 3.5 Miliar, dari internal PU 10 Miliar, dan ditambah dari SPPD DPRD 1 Miliar.
“Aturan dan regulasinya, bahwa belanja modal yang belum prioritas itu dipending dan diarahkan untuk penangan Covid-19. Infrastruktur dan peralatannya dibidang kesehatan, itu yang paling utama. Tegas Azan Piola.
Pewarta : Zulkifli Ibrahim


















