Bupati Darwis Moridu Tak Berniat Lecehkan Majelis Hakim

TILAMUTA (TC) – Sikap emosional Bupati Boalemo, Darwis Moridu saat sidang ke-4 perkara Pelanggaran Pemilu yang menyeret dirinya, dinilai telah mencederai institusi peradilan. Hal ini membuat Bupati Darwis melakukan klarifikasi kepada sejumlah media. 

Darwis memgungkapkan bahwa hal itu tidak pernah terlintas untuk dilakukan. Namun kondisi serta situasi yang menyebabkan ekspresi jawaban dari pertanyaan – pertanyaan yang berulang itu membuat dirinya kelihatan emosional, walau tidak bermaksud demikian.

“Saat ini saya sementara mengikuti proses persidangan yang tentunya sangat menguras waktu saya dan juga kondisi saya. Terkait hal itu, Saya pun paham karena Perkara pelanggaran pemilu ini dibatasi hanya  7 hari proses persidangannya. Selama ini saya telah melakukan hal hal yang sangat menjunjung tinggi proses hukum karena itu adalah kewajiban untuk warga negara. Namun, sebagai seorang manusia yang tak luput dari kesalahan dan saya pun banyak khilafnya, oleh karena itu hal yang terjadi di persidangan malam itu merupakan ekspresi jawaban saya yang sudah terlalu capek mengikuti jadwal sidang,” papar Darwis.

Darwis pun mengungkapkan bahwa insiden itu tidak bermaksud untuk menghina majelis hakim. Hal itu terjadi karena kondisi tubuh yang sudah kelelahan, akibat dari beberapa proses persidangan yang diikuti hingga dini hari itu.  “Saya pada saat itu sudah tidak mampu lagi dengan kondisi tubuh saya yang sudah lemah dan akhirnya kondisi psikologis saya menimbulkan ekspresi yang marah marah,” tambah Darwis.

Darwis juga mengakui bahwa faktor umur telah mempengaruhi kondisi psikologisnya tatkala mengikuti persidangan yang dilaksanakan hingga pukul 02.30 Wita itu. Dimana pekerjaan saya sebagai Bupati  harus dikorbankan demi menghadiri sodang yang bertolak dari proses pembelaan terhadap rakyatnya.

Nah, Terkait permasalahan ini Darwis mengatakan bahwa ini berawal di pembagian bantuan untuk korban banjir di desa mohungo. “Pada waktu itu saya marah karena melihat masyarakat saya dibuat menunggu terlau lama untuk mendapatkan bantuan dari pemerintah Provinsi. Setelah itu, saya pikir ini sudah selesai karena  pada hakikatnya saya sudah meminta maaf dengan mendatangi langsung rumah kediaman bapak Rusli Habibie pada tanggal 10 Februari 2019. Dan setahu saya kita sudah islah, antara PDI dengan Golkar sudah damai. Jadi setau saya sudah tidak ada lagi persoalan,” jelasnya.

Terakhir Darwis menyampaikan permohonan maaf  kepada seluruh masyarakat Boalemo terkait ketidaknyamanan dengan beberapa peristiwa yang terjadi akhir-akhir ini. Menurut Darwis, seharusnya hal tersebut tidak terjadi sebab yang dilakukan adalah semata mata untuk membela kepentingan rakyatnya. “Terakhir saya ingin menyampaikan kepada masyarakat Boalemo, bahwa saat ini saya sedang menjalani sidang dan saya sudah siap apapun yang nanti akan di putuskan oleh hakim. Hal ini saya lakukan karena membela kepentingan rakyat saya. Dan untuk majelis hakim, sebagai warga negara yang juga mempunyai hak yang sama didepan hukum, bermohon agar mendapat keputusan yang seadil adilnya,” pungkasnya. (*)

Laporan : Mohamad Syarief TC Boalemo

Exit mobile version