
SEAKAN hampir pasti, posisi Nasir Giasi yang saat ini menjabat sebagai Ketua DPD II Golkar Pohuwato seakan berpeluang besar dilengserkan oleh Suharsi Igirisa yang kini menjabat Wakil Bupati Pohuwato.
Bukan tidak mungkin, isu Nasir Giasi yang tidak komunikatif hari ini menjadi tsunami politik bagi kader Golkar yang berjulukan Naga (Nasir Giasi) tersebut.
Bahkan terinformasi, beberapa kader Golkar yang menjabat posisi strategis hingga hari ini mulai meragukan kekuatan Nasir dalam menahkodai partai yang berlambangkan pohon beringin.
Bicara soal perolehan kursi Golkar di parlemen yang berjumlah 10 kursi, itu adalah peninggalan Syarif Mbuinga pada Pemilu 2019 kemarin. Sejak awal Nasir menjabat ketua DPD II, seakan pertanda itu sudah bermunculan.
Mulai dari terhempasnya kader Golkar ke posisi wakil Bupati pada Pilkada 2019, kendati partai Golkar adalah pemilik kursi terbanyak di Parlemen Pohuwato. Hingga pada kurangnya kader potensial yang disodorkan untuk bertarung pada Pemilu 2024.
Tentu ini adalah pekerjaan berat bagi Nasir Giasi, jika dirunut kembali pada pemilu 2019, Nasir yang saat itu belum menjabat ketua DPD II masih terbilang cukup sulit melampaui suara tertinggi dari Beni Nento, kendati saat itu ia belum dibebani dengan kerja-kerja partai.
Hal ini yang kemudian menjadi tolak ukur kader dalam mempercayakan Nasir Giasi untuk menahkodai Partai Golkar sebagaimana apa yang dicita-citakan oleh Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto.