Bak Seniman Profesional, Pengamen Asal Jabar Ini Curi Perhatian Masyarakat Gorontalo

Aksi pengamen asal Jawa Barat saat memainkan alat musik angklung di depan kantor TVRI Gorontalo, Rabu, (10/01/2024). Foto Okta/tatiye.

TATIYE.ID (GORONTALO) – Tak perlu jauh-jauh ke Pulau Jawa untuk menikmati alunan alat musik angklung, kini suara merdu dari alat musik tradisional khas Jawa Barat tersebut bisa dijumpai di daerah yang dijuluki serambi madinah.

Hadirnya alat musik angklung di Gorontalo kali ini bukan datang dari seorang seniman berpengalaman, melainkan dari sekelompok pengamen berbakat dengan cara bermain yang tak kalah memukau.

Jika pengamen biasanya identik dengan alat musik gitar, berbeda dengan mas Mitun bersama rekan-rekannya, sekelompok pengamen ini menggunakan alat musik angklung sebagai sumber penghasilannya.

Suaranya yang khas ditambah kepiawaian sekelompok pengamen dalam memainkan alat musik tersebut bagaikan paket komplit hingga berhasil menarik perhatian dari masyarakat Gorontalo.

Di tengah hiruk pikuk kota, suara merdu dari alat musik angklung mampu memanjakan telinga masyarakat yang mendengarnya.

Tak hanya alat musik angklung saja, beberapa alat musik tradisional lainnya pun ikut dimainkan, seperti tripok dan gendang. Menariknya beberapa dari alat musik tersebut dibuat dari barang-barang bekas.

“Untuk menghemat biaya bahan-bahan untuk alat musik yang lain pun itu kami buat dari pipa bekas seperti tripok ini, dan untuk gendang itu dibuat dari wadah cat bekas”, ucap Mitun kepada wartawan tatiye.id.

Setelah memutuskan untuk beranjak dari tempat mereka berasal yakni Jawa Barat, Gorontalo sendiri bukan menjadi satu-satunya kota tujuan dari sekelompok pengamen tersebut.

Dalam wawancara yang dilakukan pada Rabu Malam (10/01/2024), Mitun sendiri telah menjelaskan bahwa sebelum akhirnya memutuskan ke Gorontalo, ia dan teman-temannya telah memainkan alat musik angklung ini di beberapa daerah diluar jawa seperti Kalimantan dan Makassar.

“Di Gorontalo rencananya kami akan menetap disini selama dua minggu sebelum kita melanjutkan perjalanan ke kota Bitung”, jelasnya.

Mitun, Puyuk, Tresno, dan Tono, itulah nama-nama orang dibalik komunitas yang diberi nama angklung seludru.

Exit mobile version