TATIYE.ID (KOTA GORONTALO) – Memasifkan upaya penanganan kasus stunting agar mengalami penurunan pada titik terendah terus dilakukan Pemerintah Kota Gorontalo hingga saat ini. Terbukti, salah satu langkah yang ditempuh dengan melakukan audit kasus. Cara ini dilakukan untuk mendeteksi penyebab terjadinya stunting dengan pendekatan preventif.
Dalam agenda Diseminasi Audit Kasus Stunting Semester Satu di Aula Kantor Walikota Gorontalo. Selasa (11/07/2023) yang dibuka langsung oleh Wakil Walikota Gorontalo Ryan Kono dengan menghadirkan dua Narasumber ahli yakni dr. Eva Faradiyanti, Sp.A., M.Kes dan Jokowiyanto S.E selaku koordinator bagian pendendalian penduduk BKKBN Provinsi Gorontalo upaya penanganan tersebut dibicarakan.
Kata Wakil Walikota, percepatan penurunan stunting di Kota Gorontalo masih menjadi PR besar bagi pemerintah. Meskipun angkanya telah mengalami penyusutan yang substansial pada tahun 2022 yaitu sebesar 7.4 persen dari 26.5 persen, namun lanjut Ryan target capaian ini masih belum memenuhi harapan sasaran nasional untuk tahun 2024.
“Audit kasus stunting bertujuan untuk mencari penyebab terjadinya kasus stunting sebagai upaya pencegahan terjadinya kasus stunting. Audit kasus stunting dilakukan melalui empat kegiatan yaitu, pembentukan tim audit, pelaksanaan audit kasus stunting dan manajemen pendampingan keluarga, diseminasi dan tidak lanjut,” ujar Ryan Rabu (12/7/2023).
Ryan mengungkapkan penurunan stunting telah menjadi kebijakan strategis pemerintah secara nasional dalam mewujudkan generasi bangsa yang berkualitas.
“Peningkatan kualitas manusia indonesia merupakan salah satu misi sebagaimana tertera pada rencana pembangunan jangka nasional (RPJMN 2020 – 2023) dengan salah satu indikator dan target adalah prevalensi stunting pada balita yaitu 14 persen pada tahun 2024” ungkapnya.
Sementara itu, yang menjadi target utama dalam penanganan stunting jelas Ryan, yakni pemerintah Kota Gorontalo fokus pada angka prevalensi stunting anak dibawah lima tahun atau balita. Jika merujuk pada data dinas PPKBPPPA, masih terdapat jumlah balita yang memiliki berat badan yang sangat kurang berdasarkan umur yakni terdapat 112 anak. sementara 421 anak tergolong kurang. demikian juga dengan tinggi badan berdasarkan umur ada 135 anak yang sangat pendek dan 296 anak pendek. masuk pada Indikasi gizi buruk ada 58 anak dan gizi kurang 320 anak.
“Secara nasional kita bisa melihat bahwa urusan ini menjadi isu strategis yang harus diseriusi. bahkan kita ketahui ada regulasi berupa Peraturan Presiden nomor 72 tahun 2021 tentang percepatan penurunan stunting yang menetapkan lima strategi nasional. arah penanganan berupa pendekatan pencegahan lahirnya balita stunting melalui pendampingan keluarga berisiko stunting agar siklus terjadinya stunting dapat dicegah, satu diantaranya adalah audit kasus stunting,” jelas Ryan.
Sebagai informasi, pada kesempatan itu Ryan turut memberikan bantuan berupa susu formula kepada ibu dan anak secara simbolis. Ia berharap bantuan yang ada dapat memberikan kesehatan kepada balita atau bayi khususnya nutrisi dalam tumbuh kembang anak. (*)