Abdurrahman Abubakar Bahmid Resmi Sandang Gelar Magister Hukum

TATIYE.ID (GORONTALO) – Abdurrahman Abubakar Bahmid atau yang akrab disapa Ust. Bahmid, akhirnya resmi menyandang gelar Magister Hukum, usai mengikuti ujian tesis Pasca Sarjana program Studi Hukum Keluarga Akhwalu Syasiah (AS), di Gedung LPM IAIN Sultan Amay Gorontalo, Senin (20/06/2022).

Dengan menggunakan jas dan peci hitam, Bahmid yag juga selaku Ketua Umum MUI Provinsi Gorontalo itu tampak tenang dan lugas menjawab setiap pertanyaan dari para penguji. Ia pun mampu mempertahankan tesisnya terkait dampak budaya pemilihan hari baik pernikahan terhadap kelanggenan rumah tangga di Kota Gorontalo.

Terdaftar sebagai mahasiswa Pasca Sarjana IAIN Sultan Amay Gorontalo dengan NIM 20 20 11 001, Bahmid yang juga selaku Anggota DPD RI itu diuji oleh lima orang penguji, yakni Penguji I, Dr. H. Marten Taha, S.E., M.Ec.Dev, Penguji II, Dr. H. Zulkarnain Suleman, M.HI. Penguji III, Dr. H. Sofyan AP. Kau M.Ag, Penguji IV, Dr. H. Ajub Ishak, MA, Penguji V, Dr. Hj. Titin Samsudin, M.HI.

Berkat keteguhan dan kegigihannya dalam menuntut ilmu selama 1 tahun 10 bulan di Kampus Peradaban Islam Berdaya Saing itu, akhirnya Bahmid sukses mendapat nilai sempurna dengan IPK 97,2.

Sebagaimana yang telah dipaparkan dalam ujian tesis, Bahmid menjelaskan, dari 700 sekian orang yang melakukan perceraian di Gorontalo, ternyata ditemukan angka perceraian bisa terjadi di hari apa saja. Dalam artian, ada yang melangsungkan pernikahan di hari baik, namun angka perceraiannya itu cukup tinggi.

“Jadi berdasarkan data perceraian yang diperoleh pada tahun 2021, kami menyimpulkan bahwa korelasi itu tidak cukup kuat. Jadi kami menyarankan bahwa di dalam Islam tidak ada masalah jika kita memilih hari baik dalam melangsungkan pernikahan…,”

“Sebagaimana Rasulullah SAW memilih hari baik dalam melakukan hal tertentu. Seperti melakukan perjalanan maupun pernikahan. Yang jadi catatan, jangan sampai kita berkeyakinan ada hari – hari buruk yang kemudian itu bisa mempengaruhi sikap kita. Sehingga kita menjadi orang – orang yang berfikiran negatif,” katanya.

Lebih lanjut ia pun mempersilahkan masyarakat untuk memilih hari baik dalam melaksanakan segala hal, termasuk pernikahan. Asalkan kata dia, jangan meyakini bahwa ada hari buruk yang kemudian bisa berdampak pada cara pandang yang negatif.

“Orang Islam itu diminta untuk selalu berfikiran positif dalam kehidupannya. Jadi silahkan saja mencari hari baik, tapi jangan sampai berfikiran negatif dengan adanya hari buruk,” pungkasnya. (**)

Exit mobile version