Tatiye.id (Gorut) – kinerja rumah sakit zainal umar sidiki (ZUS) yang telah menggunakan anggaran dana intensif daerah (DID) sebesar Rp.600.000.000 dengan sebaik-sebaiknya dan sesuai dengan peruntukkan, mendapat apresiasi dari Komisi 3 Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD), Kabupaten Gorontalo Utara.
Ariyati Polapa selaku Ketua Komisi 3 saat di wawancari oleh beberapa awak media seusai melaksanakan turlap tersebut mengatakan, bahwa kegiatan yang kami lakukan ini adalah perintah langsung dari ketua DPRD kepada kami seluruh pimpinan alat kelengkapan DPRD agar dapat melakukan monitoring terkait dengan penggunaan DID tahap 3. Kami dari komisi 3 sendiri ditugaskan untuk turun dalam melakukan monitoring dan evaluasi di rumah sakit zainal umar sidiki (Zus).
“Kemarin kita telah melakukan rapat komisi gabungan, nah dimana sesuai informasi yang kami dapat bahwa di rumah sakit Zus itu mempunyai anggaran DID yang realisasinya baru 59 juta, tetapi disaat kami turun langsung untuk dapat mengetahui secara langsung informasi yang masuk, kami menemukan berupa data, bahwa anggaran DID sebesar 600 juta yang ada di rumah sakit zus itu telah direalisasikan dengan baik. Bahkan dari pihak rumah sakitpun telah melaksanakannya sesuai dengan peruntukkan,” kata Ketua Komisi 3
Ariyati pun mengatakan, bahwa sesuai dengan hasil evaluasi yang kami lakukan, peruntukkan dana insentif daerah sebesar 600 juta itu telah dimanfaatkan untuk diadakannya kebutuhan-kebutuhan obat sebesar 200 juta, pelaksanaan rehabilitasi ruangan kepegawaian yang terbakar sebesar 200 juta, serta pembuatan talud sebesar 200 juta.
“Tentu setelah kami melakukan turlap dan evaluasi di rumah sakit tersebut, disini kamipun merasa puas atas kinerja yang mereka lakukan. Pasalnya pada dasarnya DID itu memang diperuntukan dan harus sesuai dengan realiasi pekerjaan yang ada dilapangan. Maka atas pencapaian yang mereka lakukan itu kamipun dari pihak Komisi 3 memberikan apresiasi,”ujar Ketua Komisi 3 ini.
Maka disini khusus untuk rumah sakit zus sendiri realiasinya kami melihat sudah mencapai 100% untuk realiasi fisik, dan untuk realiasi keuangan sendiri itu sudah 95%, karena mengingat ada sebesar 5% anggaran yang masuk pada anggaran pemeliharaan pembuatan talud. (*)