
Setelah lepas dari pengurus Partai Golkar Pohuwato hingga terpilih sebagai anggota DPD RI perwakilan dari Provinsi Gorontalo, pengurus Golkar loyalis Syarif Mbuinga kini bak anak ayam kehilangan induknya.
Nasir Giasi misalnya, kader andalan Partai yang berlambangkan pohon beringin ini dipaksa untuk menelan pil pahit politik. Minggu (03/08/2025).
Sempat diisukan sebagai salah satu calon kuat yang akan mendampingi Saipul A. Mbuinga pada Pilkada 2024, nama Nasir Giasi akhirnya redup pasca dirinya melakukan gerakan yang terbaca sebagai gerakan perlawanan ketika dirinya tak dimasukkan dalam bursa Pilkada.
Seakan jauh api daring panggang, gerakan yang dilakukan Nasir justru malah membuat dirinya di depak dari salah satu kandidat yang akan mendampingi Saipul atau yang akrab disapa Om Epo.
Tidak hanya itu, beberapa pengamat politik menilai, lengsernya Nasir dari kursi ketua DPRD Pohuwato yang telah menemaninya satu periode adalah imbas dari sinyal perlawanan yang ia berikan.
Tak tanggung-tanggung, nama Beni Nento jadi aji mumpung dari konflik ini. Jika diamati berdasarkan data perolehan suara pada Pileg 2024. Selisih suara yang diraih oleh Beni sangat sedikit jika dibandingkan dengan perolehan suara yang diraih oleh Nasir.
Tentu ini akan ada kaitannya dengan Musda DPD II di Kabupaten Pohuwato yang tak lama lagi akan digelar, dimana Nasir kembali dibuat harap-harap cemas, tak ingin kedua kali mengalami kecolongan, kali ini Nasir terlihat mulai memperkuat segala sesuatu menjelang Musda untuk menumbangkan rival terberatnya, termasuk menggalang dukungan dari pemilik suara sah.
Jabatan ketua DPRD Pohuwato yang kini ditangan Beni bukan jadi sebuah keharusan untuk dirinya memimpin golkar di Kabupaten Pohuwato, hal ini dibuktikan dengan kejadian yang menimpa Ketua DPRD Provinsi, Idrus Mohamad Thomas Mopili.
Meskipun dirinya menjabat sebagai Ketua DPRD Provinsi Gorontalo, ia tidak mendapatkan kepercayaan dari pengurus golkar untuk melanjutkan tongkat estafet Rusli Habibie.
Ini adalah peluang besar bagi Nasir. Beni tidak bisa tinggal diam menyikap hal ini. Jika Nasir kembali memimpin Golkar pohuwato, kekhawatiran Beni akan dilengserkan dari kursi ketua DPRD pun telah bermunculan.
Sebab, penentu kebijakan siapa yang menjadi ketua DPRD adalah partai, yang kapan saja bisa diganti, semua dikembalikan ke partai itu sendiri.


















