TATIYE.ID (KOTA GORONTALO) – Pimpinan Daerah kota Gorontalo, Marten Taha Sampaikan Kota Gorontalo berhasil masuk ke dalam jajaran 10 Kota Percontohan Climate Resilient and Incluseive Cities (CRIC) di Indonesia.
Kabar baik tersebut disampaikan oleh Marten pada saat memberikan sambutan dalam kegiatan panel ahli dan pelatihan tematik CRIC – ketahanan perkotaan dan sistem peringatan dini yang berlokasi di Hotel Novotel Makassar Grand Shayla, berlangsung dari tanggal 5 hingga 7 Maret 2024.
“Kota Gorontalo ini, adalah salah satu kota dari 10 kota Percontohan CRIC di Indonesia,” ujar Marten Taha.
CRIC adalah proyek 5 tahun yang bertujuan mempromosikan kerja sama yang unik dan jangka panjang melalui konsep Triangular Cooperation antara kota dan pusat penelitian di Eropa, Asia Selatan (India, Nepal, Bangladesh), dan Asia Tenggara (Indonesia, Malaysia, Filipina, Thailand).
Saat ini CRIC sendiri telah diterapkan pada 10 kota percontohan di Indonesia antara lain: Bandar Lampung, Banjarmasin, Cirebon, Gorontalo, Kupang, Mataram, Pangkalpinang, Pekanbaru, Samarinda, dan Ternate. CRIC bekerja sama dengan UCLG ASPAC, Uni Eropa, dan mitra lainya.
Oleh karena itu, pemerintah daerah semakin diakui sebagai aktor kunci dalam peran mengatasi tantangan iklim dan mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan (TPB) atau Sustainable Delevopment Goals (SDGs).
Dalam agenda yang sama, walikota Gorontalo, Marten Taha juga menyampaikan terkait sikap pemerintah kota dalam mengantisipasi terjadinya masalah yang dalam hal ini, Pemerintah Kota Gorontalo mengandalkan Early Warning System and Urban Resilience.
“Kami di Kota Gorontalo sudah menerapkan Early Warning System untuk mengantisipasi bencana,” tambah Marten.
Menurut Marten, Early Warning System telah terpasang pada beberapa titik yang kurang lebih sudah enam tahun terpasang. Baginya, sistem antisipasi bencana sangat penting bagi Kota Gorontalo hal ini karena Kota Gorontalo adalah salah satu daerah yang rawan bencana di Indonesia, dimana ada pertemuan dua lempeng besar di kawasan teluk tomini, yaitu lempeng pasifik dan eurasia.
“Kota Gorontalo terletak di kawasan rawan bencana akibat pertemuan dua lempeng di teluk tomini yaitu pasifik dan eurasia,” pungkasnya.