TATIYE.ID (KABGOR) – Sebanyak 2.440 dosis vaksin yang berada di Instalasi Farmasi, Dinas Kesehatan Kabupaten Gorontalo, dalam keadaan kadaluarsa.
Dari 2.440 vaksin tersebut terdiri dari 590 dosis jenis Moderna dan 1850 dosis jenis AstraZeneca.
Kepala Instalasi Farmasi Dinas Kesehatan Kabupaten Gorontalo, Sri Hilmawaty Abdul, membenarkan adanya sejumlah dosis vaksin yang kadaluwarsa itu. Namun dirinya mencatat ada beberapa kasus yang menyebabkan vaksin ini menjadi kadarluarsa dan tidak bisa dipakai.
“Yang pertama vaksin yang kadarluarsa saat ini disebabkan dikirim mendekati tanggal kadarluarsa, jadi kedatangan vaksin ini tidak berapa lama lagi intervalnya vaksin akan kadarluarsa,” jelas Sri.
Lebih lanjut, Sri mengatakan bahwa informasi yang ia dapatkan dari Dinkes Provinsi Gorontalo bahwa vaksin ini relokasi dari provinsi lain.
“Saya tidak tahu penyebabnya apa, itu dialihkan ke Provinsi kita, namun yang jelas vaksin yang di Provinsi gorontalo pasti lewat Instalansi Farmasi Provinsi,” ungkap Sri.
Sri menambahkan, untuk vaksin yang kadarluarsa ini belum disampaikan oleh Dinkses Kabgor kepada pimpinan daerah mengingat tidak ingin membebankan kepala Daerah.
“Karena ini program nasional, jadi ada hubungan dengan pengeluaran dana negara bukan APBD, jadi kita berhitung tidaklah elok kita membebankan masalah ini kepemerintah Daerah, mengingat anggarannya bersumber dari pusat dalam hal anggaran Negara langsung,” ungkapnya.
Seperti diketahui, 2.440 vaksin yang kadarluarsa yang terdiri dari 590 dosis jenis Moderna dan 1850 dosis jenis AstraZeneca. Masih disimpan di Instalasi Farmasi Kabupaten Gorontalo, mengingat keterbatasan gedung farmasi yang ada di Provinsi Gorontalo dan juga belum adanya juknis untuk pemusnahan vaksin.
“Teman-teman dari Provinsi bilang simpan saja di sini, sambil menunggu juknis untuk pemusnahan. Kita juga bingung,” tutup Sri Hilmawaty Abdul.