TATIYE.ID (PEMPROV) – Sebanyak 15 anggota Ansor Daulah (AD) Gorontalo yang berafiliasi dengan ISIS melakukan pelepasan baiat dan mengucapkan ikrar setia kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Pelepasan dan ikrar kepada NKRI itu dilaksanakan di Aula Tinepo Polda Gorontalo, Selasa (16/8/2022).
15 jemaah Ansor Daulah tersebut merupakan kelompok jaringan yang sebelumnya mengikuti paham radikalisme dan berbaiat ke ISIS.
“15 saudara kita ini beberapa waktu yang lalu mengikuti paham radikalisme dan berbaiat ke ISIS. Setelah dilakukan pembinaan melalui program deradikalisasi Desus 88 dan Polda Gorontalo akhirnya mereka berbaiat kembali pada NKRI, Pancasila dan UUD 1945. Mudah mudahan ini pertanda baik dan kita semua masyarakat wajib menerima suadara kita ini dan bekerjasama membangun negeri ini,” kata Kapolda Gorontalo Irjen Pol. Helmy Santika.
Lebih lanjut, Helmy mengatakan, dalam berbagai kesempatan Desus 88 anti teror Mabes Polri telah melakukan pengungkapan jaringan dari berbagai kelompok yang bersifat radikalisme seperti Jemaah Ansor Daulah yang berbaiat kepada ISIS di seluruh wilayah Indonesia, termasuk di Gorontalo dengan melakukan upaya hukum dan terukur.
Selain melakukan upaya hukum, Densus 88 Anti Teror juga melakukan upaya penggalangan terhadap orang orang yang diduga terlibat dalam organisasi tersebut yang telah sadar dan mau kembali kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia melalui proses deradikalisasi. Saat ini densus 88 Anti teror telah melakukan deradikalisasi kepada 15 anggota Ansor Daulah yang telah bergabung dengan kelompok tersebut.
“Besar harapan kita semua bahwa melalui rangkaian deradikalisasi yang dilakukan oleh Densus 88 Anti Teror maka saudara saudara kita ini mengingat dan menyadari kesalahan dan kembali kepada NKRI,” imbuh Helmi.
Di tempat yang sama, Penjabat Gubernur Gorontalo Hamka Hendra Noer menyampaikan apresiasi yang setinggi-tingginya kepada Kapolda Gorontalo beserta jajaran yang telah mengeluarkan kebijakan dalam menyikapi terorisme, radikalisme, dan intoleransi untuk merangkul masyarakat yang mungkin di antaranya menjadi korban ketidaktahuan akan paham radikalisme.
“Diperlukan berbagai upaya penguatan persatuan dan kesatuan, cara pandang terhadap bangsa dan negara, rasa cinta tanah air dan rasa memiliki terhadap bangsa dan negara. Semoga kelompok yang terpengaruh paham radikal ISIS ini menjadi warga negara Indonesia yang patuh terhadap hukum NKRI,” ucap Hamka.
Hamka juga mengimbau kepada kelompok masyarakat untuk berhati-hati dan terus meningkatkan kewaspadaan agar tidak mudah dihasut atau diadu domba.
Selain Penjagub Hamka, kegiatan itu turut dihadiri Danrem 133 Nani Wartabone, Kakanwil Kementerian Agama, Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI), Kakanwil Hukum dan HAM, Sekretaris Daerah, serta unsur Forkopimda lainnya. (**)